Bencana akhlak
BENCANA AKHLAK
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia” (HR. Imam Bukhari).
Tak sedikit orang yang cenderung melihat bencana sebagai hasil. Bencana, apapun jenisnya, dilihat sebagai apa yang bisa disaksikan dan dirasakan dengan indera. Sehingga hanya peduli tentang banjir dan tanah longsor, misalnya, ketika itu terjadi. Namun sebenarnya kita juga diajak untuk melihat bencana sebagai proses.
Meskipun sering diperdebatkan, banyak bencana sebenarnya jelas akibat dari proses perwujudan akhlak kita yang belum sesuai dengan tuntunan Ilahi. Akibatnya, banyak ciptaan Allah menjadi rusak. Termasuk di antaranya buang sampah sembarangan dan memotong pohon serampangan, sehingga merusak alam.
Dalam Alquran juga ditegaskan tentang kerusakan alam akibat proses dari perilaku manusia. Firman Allah, yang artinya “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum: 41).
Dengan demikian, perhatian yang perlu banyak diberikan juga seharusnya lebih kepada memperbaiki proses berakhlak. Maksudnya, bagaimana proses berakhlak kita yang bisa menyelamatkan alam sekaligus menyelamatkan segala isinya, termasuk manusia. Apalagi proses memperbaiki akhlak juga merupakan tujuan dari diutusnya Rasulullah SAW ke dunia ini.
Komentar
Posting Komentar