PERINGATAN MAULID NABI BESAR MUHAMMAD SAW


MENGENANG WAFAT NABI YANG AGUNG
Tanggal 28 Shafar 11 H, tepatnya 1423 tahun yang lalu, Nabi Terakhir yang Agung Saw. itu wafat, menghadap Kekasihnya, setelah tugas risalah ditunaikan.
Dalam fisik yang sakit, jiwa yang suci ini melesat menuju Rabb, setelah menyampaikan semua wahyu yang diamanatkan…
Alam semesta berduka, bersaksi dalam jiwa yang lara. Setiap jiwa yang mukmin berkabung, diam dalam penantian yang lama. Setiap hati yang beranugerah cinta, tetap menggumamkan namanya sampai berujung nyawa.
Muhammad al-Mushtafa.
Terpilih sejak semesta belum tercipta.
Telah dikenal di langit dan bumi sejak belum bertemu dunia. Telah disebut-sebut namanya oleh semua nabi pendahulunya..
Indah sejak dilahirkan Aminah Sang Bunda. Mulia saat diasuh Abdul Muththalib yang waskita. Agung saat diasuh Abu Thalib yang penyayang mempersembahkan nyawa.
Mempesona saat bertemu Perempuan Suci Khadijah al-Kubra. Sangat berbahagia saat lahir Puterinya, al-Zahra. Sangat senang, sepulang Perang Badar, saat menikahkan puterinya dengan Ali Sang Singa. Bahagia sekaligus berduka saat menyambut kelahiran dua cucu terkasihnya yang kelak perlaya…
Tegar penyabar saat menerima cela, cerca, dan siksa…
Perkasa saat menaklukkan semua musuh yang keras kepala…
Halus dan lembut saat berjumpa jiwa-jiwa yang berharap hidayah dan cinta…Tetap melambaikan tangan damai, sekalipun kepada jiwa-jiwa yang terus memendam bara dendam yang terus dipelihara…
Manusia paling suci, penghulu dan pemungkas para nabi…
Terus bershalawat kepadanya penduduk langit dan bumi…
Terus dipuji dan dimuliakan oleh Rabb al-izzati…
"Sungguh, engkau berada di atas akhlak yang agung…”
"Maka apakah jika Muhammad meninggal atau terbunuh, kalian akan berpaling…?”
Sekarang periksalah. Di manakah posisi Rasul Termulia itu di hati yang kian melupa ini…? Dan periksalah. Masihkah lidah ini mengaku memuliakannya tetapi pada saat yang sama malah melecehkannya…?
"Ya Rasul… Maafkanlah jiwa yang angkuh namun merasa nyaman dalam kehinaannya ini…
Jiwa ini bersaksi bahwa engkau telah menunaikan semua risalah yang kauterima dari Penguasa Arasy yang agung… Engkau telah menyampaikan semuanya. Engkau adalah hak. Dan risalahmu juga hak…
Maka angkatlah jiwa yang gelap ini dalam barisan yang kelak berdiri di bawah panji yang kaubawa … Di bawah panjimu jiwa ini ingin berdiri, bersama mereka yang telah mendahului…
Ajaklah kami bersama para pecintamu dan orang-orang yang kaucintai. Jadikan kami bagian dari mereka, yang berbaris menemuimu, yang tetap beruluk salam atasmu, baik dari dekat maupun jauh..
Dan jiwa ini ingin terus bershalawat kepadamu, sebagaimana yang DIA perintahkan dalam Al-Quran… Meski mengucapkannya dalam diam…”
Allahumma shalli ala Muhammad wa aali Muhammad…
Assalamu alayka ya Rasulallah al-Mushthafa…
Assalamu alayka ya Akha al-Murtadha..
Assalamu alayka ya Aba al-Zahra…
Assalamu alayka ya Jadd al-Mujtaba wa Sayyid al-Syuhada….
Salam atasmu, selagi ada siang dan malam…
Salam atasmu, selagi ruh ini masih bersama raganya…
Mohonkan ampunan kepada Tuhanmu untuk jiwa yang malang ini. Anugerahkan kepadanya syafaatmu dan kebersamaan denganmu...
Aamiin
PUTRA DAERAH MAJU
IBUT BUSTOMI
CALON DEWAN DPRD PROVINSI JAWA BARAT
DAPIL 9
KABUPATEN BEKASI
NOMOR 4
PARTAI HANURA
#JAWA #BARAT #MASLAHAT

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aki lengser dalam upacara adat mapag panganten

Gambar
Aki Lengser adalah "perwujudan" dan "perwakilan" dari Sang Prabu atau Raja yang turun menemui dan menyatu dengan rakyatnya. Kedudukan Ki Lengser sangat tinggi, berada di atas Patih dibawah Raja, tugas Ki Lengser yang disebut tadi sebagai Penasehat, Pendamping Raja, sangat menentukan tindakan Raja, Tak jarang Ki Lengser "menyadarkan" tindakan Raja. Kehadiran Ki Lengser biasanya menjadi sosok yang menarik perhatian tamu undangan. Pasalnya dialah yang mengarahkan jalannya upacara yang digelar. Begitu rombongan kedua mempelai datang ke tempat resepsi, Ki Lengser-lah yang akan menyambut dan mengarahkan mereka ke kursi pelaminan dengan diiringi para penari dan pembawa umbul-umbul. Upacara mapag panganten biasanya tidak berlangsung lama, karena fungsinya hanya untuk menyambut kedatangan kedua mempelai dan mengantarkannya ke kursi pelaminan. Namun meski begitu, kehadirannya kerap ditunggu dan mengundang decak kagum banyak orang. Jika saa...
Baca selengkapnya

Upacara adat sunda mapag panganten

Gambar
Upacara adat sunda mapag panganten adalah acara yang dilakukan secara turun temurun atau babaku menurut basa sunda babku yaitu kebiasaan yang biasa dilakukan ketika ada acara besar adat istiadat misalnya,acara pernikahan,khitanan,penyambutan kepala daerah atau pejabat lainnya dan juga peresmian-peresmian kegiatan. Upacara adat sunda mapag panganten dilakukan ktika menyambut mempelai pria pada hari pernikahan atau penjemputan mempelai pria untuk di sambut dan di jajap ke pelaminan. Upacara adat sunda harus dengan syarat-syarat babaku atau runtuyan acaranya harus yang harus dilakukan  Ada beberapa acara yang harus dilakukan untuk melangsungkan pernikahan, mulai dari lamaran dan lainnya. Ada Neundeun Omong (Menyimpan Ucapan): Yaitu, Pembicaraan orang tua atau pihak Pria yang berminat mempersunting seorang gadis. Dalam pelaksanaannya neundeun omong biasanya,
Baca selengkapnya

Sisingaan kesenian rakyat jawa barat

Gambar
Sisingaan diciptakan sekitar tahun 1975 oleh para seniman sunda, karena mengingat datangnya kesenian reog Ponorogo ke kota tersebut yang di bawa oleh kaum urban dari Ponorogo. Setelah para seniman sunda berdiskusi dengan seniman reog yang sangat berbeda dengan Reog Dog-Dog Sunda, bahwa reog dari Jawa Timur lebih menarik perhatian dan memiliki nilai filosofi dan catatan sejarah melawan kolonial Belanda, maka diciptakanlah sebuah kesenian yang mampu menunjukan identitas khas Subang dari gagasan para seniman Tak hanya anak - anak orang dewasapun bisa merasakan admosfir sisingaan ketika menaiki sisingaan Tidak luput dari kemeriahan budaya rakyat  Sisingaan diilhami dari cerita serial Reog di Jawa Timur, yang menceritakan suka cita perjalanan para pengawal raja Singa Barong dari kerajaan Lodaya saat menuju kerajaan Daha. Meskipun sang raja terkenal bengis dan angkuh, tetapi para pengawal selalu setia memikul tandu yang ditiduri oleh Raja Singa Barong. Selain...
Baca selengkapnya