Sejarah partai hanura
Partai Hanura dirintis oleh Wiranto bersama para tokoh nasional yang menggelar pertemuan di Jakarta pada tanggal 13 November-2006. Para tokoh tersebut adalah:
- Jend. TNI(Purn) Wiranto
- Yus Usman Sumanegara
- Dr. Fuad Bawazier
- Dr. Tuti AlawiyahAS
- Jend. TNI (Purn) Fachrul Razi
- Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh
- Prof. Dr. Achmad Sutarmadi
- Prof. Dr. Max Wullur
- Prof. Dr. Azzam Sam Yasin
- Jend. TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo
- Jend. Pol (Purn) Chaeruddin Ismail
- Samuel Koto
- Letjen. TNI (Purn) Suaidi Marasabessy
- Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso
- Djafar Badjeber
- Letjen. TNI (Purn) Ary Mardjono
- Elza Syarief
- Nicolaus Daryanto
- Anwar Fuadi
- Dr. Teguh Samudra
Pemilu 2014
Persiapan Hanura menuju kontestasi Pemilihan Umum 2014 agak terganggu, setelah Akbar Faisal, yang dikenal sebagai vokalis Hanura di Senayan, mengundurkan diri.[3] Akbar mengaku ingin cari suasana politik baru dan merasa jenuh dengan tugas kedewanan yang diembannya. Namun pada akhirnya dia diumumkan sebagai Ketua DPP Bidang Politik Partai Nasdem[4] oleh Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh.
Meskipun demikian, pada 17 Februari 2013, Hanura mendapat tambahan kekuatan partai menyusul bergabungnya pengusaha sekaligus Bos MNC Group, Hary Tanoe.[5] Mantan politisi Nasdem itu dianggap mampu untuk membangun citra Partai Hanura[6] lewat kekuatan media[7] yang dimilikinya.
Pada tanggal 10 Maret 2013, sepuluh partai politik yang gagal dalam verifikasi administrasi menyatakan bergabung dengan Hanura, yaitu:[8]
- Partai Kedaulatan
- Partai Republika Nusantara (RepublikaN)
- Partai Nasional Republik (Nasrep)
- Partai Indonesia Sejahtera (PIS)
- Partai Pemuda Indonesia (PPI)
- Partai Kongres
- Partai Damai Sejahtera (PDS)
- Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)
- Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
- Partai Penegak Demokrasi Indonesia(PPDI)
Komentar
Posting Komentar